"....Sebagian pihak menyayangkan momentum padusan telah berubah menjadi ajang “piknik” dan ramai-ramai belaka. Esensi membersihkan diri tidak tersurat dalam penampakan tradisi padusan masa kini. Hanya seperti mandi dan berendam bareng-bareng. Lebih memprihatinkan, karena bercampurnya laki-laki dan perempuan, dikhawatirkan yang terjadi justru pedusan ini menjadi ajang “cuci mata” bagi mata-mata keranjang yang hobinya jelalatan. Artinya, bukan malah menjadi bersih dan suci, tapi pikiran malah menjadi kotor dan mesum...."
(Yanu E. Prasetyo, MTB, Hal 88)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar